I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Setelah dikeluarkannya pakto 1988, industri perbankan di Indonesia terlihat semakin semarak, pertumbuhannya semakin meningkat, baik bank pemerintah maupun bank swasta. Bank-bank tersebut saling berlomba membuka cabang-cabangnya di beberapa sudut kota di Indonesia atau di wilayah daerah-daerah sampai tingkat kecamatan. Akhirnya menyebabkan timbulnya persaingan antara bank menjadi sangat ketat, untuk menarik perhatian para calon nasabahnya guna memperoleh masukan dana dan mamapu menyalurkan dana tersebut sebanyak-banyaknya dengan harapan dapat memberikan hasil yang diinginkan secara optimal menguntungkan.
Agar mempunyai daya saing yang tinggi, diupayakan menciptakan bank-bank yang sehat. Suatu bank yang selalu berhati-hati dalam usahanya akan berdampak positif, dalam bentuk resiko usaha yang kecil. Resiko yang kecil ini akan meningkatkan daya saing bank yang bersangkutan, mengingat resiko merupakan salah satu aspek yang diperhatikan dalam persaingan di dunia keuangan.
Dengan kondisi persaingan yang ketat, tajam, menuntut kemampuan manajemen untuk mengelola perbankan sampai ke tingkat unit-unit usahanya di mana berada dengan efisien. Untuk mewujudkan efisiensi perbankan, diperlukan kemampuan manajemen dalam merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan berbagai aktivitas dan program-program yang dilaksanakan, serta sumber daya yang dimiliki dan digunakan perusahaan. Salah satu komponen penting dalam perencanaan perbankan adalah anggaran. Menurut M Munandar ( 1990 ; 25 ) Anggaran adalah Suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Perencanaan dan pengendalian mempunyai hubungan yang sangat erat. A.W. Widjaya (1995 ; 32) mengatakan Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan konsep Pengendalian yang dikatakan oleh Anthony, Dearden dan Bedford (1992 ; 5) yaitu, tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengarahkan orang, mesin dan fungsi-fungsi guna mencapai tujuan dan sasaran organisasi, yang dilengkapi dengan system pengendalian manajemen, yakni suatu proses dan struktur yang tertata secara sistematik yang digunakan manajemen dalam pengendalian manajemen.
Menurut Welsch et al. (19981) bahwa budget merupakan pendekatan formal dan sistematis untuk melaksanakan tahap-tahap penting dari perencanaan dan pengendalian manajemen. Kiranya harus dimengerti dan disadari bahwa anggaran hanya merupakan alat bantu dari manajemen, maka efektifitas dalam pelaksanaan anggaran hanya akan terwujud bila didukung oleh kecakapan manusia atau orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut. Orang-orang yang dimaksud baik para manajer maupun para karyawan baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama yang mempunyai komitmen kepentingan terhadap ketepatan dan kecepatan pelayanan atas jasa perbankan dengan sistem komputer, membantu kelancaran pelayanan dan pencatatan atas transaksi-transaksi yang terjadi. Sistem transfer dana, system online dan sebagainya itu di era teknologi informasi ini kiranya sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.
Untuk memenuhi tuntutan jaman ini, perlu kiranya bagi perbankan untuk meningkatkan kapasitas kerjanya dan kualitas layanan baik dengan membuka cabang-cabang pembantu maupun dengan menggunakan teknologi informasi yang efisien dan tepat. Dalam era persaingan global seperti sekarang ini memicu dan mendorong para pelaku bisnis untuk peka, cepat tanggap dan proaktif terhadap perubahan-perubahan yang bakal terjadi ketidakpastian lingkungan sebagai tindakan antisipasi. Drtina et al. (1996 ; 20-24) mengatakan bahwa untuk mampu menyesuaikan dalam arena persaingan sekarang ini, para pelaku bisnis harus mampu menciptakan atau mengkoordinasikan suatu bisnis yang fleksibel dan inovatif.
Fleksibilitas dalam tindakan yang mau dan mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk memformulasikan kapasitas kerja dan system informasi yang cepat, tepat, akurat dan memadai bagi para eksekutif sebagai informasi untuk pengambilan keputusan sehubungan dengan pekerjaan yang dihadapinya.
Dengan pembukaan cabang-cabang pembantu bagi perbankan sudah barang tentu menjadikan organisasinya menjadi semakin kompleks. Untuk itu perlu disusun suatu system organisasi yang mampu untuk melaksanakan pengendalian manajemen dengan baik, yang memudahkan pengaturan dan pelaksanaan tugas-tugas di dalam organisasi/lembaga perbankan, membutuhkan suatu komitmen/loyalitas yang tinggi.
Diawali dengan rumusan strategi untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sebagaimana konsep para ekonom, Cristensen (1975 ; 5) mengatakan bahwa hakekat pemanfaatan strategi usaha adalah bagimana memaksimalkan alokasi sumber daya yang terbatas demi mencapai tujuan perusahaan. Oleh karenanya rumusan strategi usaha yang baik jika dilengkapi dengan pengendalian manajemen akan membantu mencapai tujuan yang diinginkan. Penekanan yang terdapat dalam pengendalian manajemen adalah : (1) Adanya interaksi antar personal (2) Terwujudnya keselarasan tindakan dengan sasaran yang telah ditetapkan, (3) Mencapai prestasi yang efektif dan efisien
Tujuan pengendalian manajemen diantaranya adalah tercapainya kesesuaian dan keharmonisan antara tujuan organisasi perbankan dengan tujuan manajer pelaksana, tujuan kelompok, maupun tujuan perorangan dalam organisasi atau lembaga tersebut. Perekrutan dan penyusunan serta penempatan staf tenaga karja yang efektif, dengan menciptakan iklim kerja yang kondusif dan sambil memberikan dorongan yang positif, diharapkan mampu membawa sukses bagi organisasi perbankan.
Salah satu unsur pengendalian manajemen adalah penilaian kinerja baik bagi setiap individu karyawan maupun untuk para eksekutif/manajer. Oleh karena itu pengendalian manajemen perlu dirancang secara sistematis dan dijalankan secara periodic untuk dapat menghasilkan suatu penilaian yang obyektif dan adil. Karena penilaian kinerja tersebut akan bermanfaat bagi karyawan ataupun manajer yang dinilai prestasi kerjanya, maupun akan bermanfaat bagi organisasi atau lembaganya, berkaitan dengan kelangsungan hidup perbankan secara menyuluruh dalam bentuk perencanaan anggaran.
Dalam menerapkan pengendalian manajemen, Mulyadi dan Setiawan (1995;5) menyatakan bahwa harus terdapat unsur-unsur yang terbagi dalam kelompok struktur dan proses. Termasuk dalam kelompok struktur adalah : (1) Struktur organisasi, (2) Jaringan informasi, (3) Sistem penghargaan. Sedangkan yang terdapat dalam kelompok proses menurut Anthony et al ( 1992 ; 30 ) adalah ; ( 1 ) Pemrograman, ( 2 ) Penganggaran, ( 3 ) Operasi dan pengukuran, ( 4 ) Pelaporan dan analisi.
Penerapan unsur-unsur pengendalian manajemen tersebut, ditujukan untuk mengetahui apakah kegiatan masing-masing unit bisnis telah dilakukan mengarah pada tujuan yang ditentukan. Pengukuran kegiatan dapat dilihat dengan membandingkan tujuan yang diinginkan dengan prestasi yang telah dicapai oleh unit bisnis atau pusat pertanggungjawaban. Prestasi adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkatan keberhasilan kegiatan manajemen, dalam istilah yang lebih popular saat ini disebut dengan kinerja (performance) yang merupakan kinerja baik bagi setiap individu karyawan maupun untuk para eksekutif/manajer. Oleh karena itu pengendalian manajemen perlu dirancang secara sistematis dan dijalankan secara periodik untuk dapat menghasilkan suatu penilaian yang obyektif dan adil. Karena penilaian kinerja tersebut akan bermanfaat bagi karyawan ataupun manajer yang dinilai prestasi kerjanya, maupun akan bermanfaat bagi organisasi atau lembaganya, berkaitan dengan kelangsungan hidup perbankan secara menyeluruh dalam bentuk perencanaan anggaran.
Di samping itu dengan penilaian kinerja akan ada kaitannya dengan kontraprestasi serta untuk menyadarkan dan meyakinkan bagi manajer maupun karyawan mengenai pentingnya tindakan korelasi-perbaikan atas pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan. Manajer juga akan dapat menilai kepuasan kerja para karyawan atas pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasarnya misalnya pengembangan karier, promosi jabatan, penyesuaian gaji/insentif dan sebagainya sebagai salah satu alat motivasi yang dipakai untuk penilaian kinerjanya adalah anggaran yang berisi program-program jangka pendek sebagai penjabaran dari perencanaan strategic.
Sebagai alat penilaian kinerja, anggaran merupakan suatu komitmen antara manajer dengan atasannya, karena anggaran merupakan alat penilaian atas kesanggupan manajer dengan kenyataan yang dapat dicapai di waktu mendatang. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendali dengan cara membandingkan antara anggaran dan realisasinya, diharapkan dapat dicapai kesesuaian dan keselarasan antara tujuan perbankan dengan tujuan manajer, pelaksana, tujuan kelompok karyawan, tujuan karyawan secara individu dengan baik. Maka dengan uraian diatas penulis mengambil judul : “ PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KOTA KEDIRI “ ( Suatu Studi Kasus di Bank Perkreditan Rakyat Insumo Sumberarto (BISA) Kediri )
Dari judul di atas, yang dimaksud pengaruh adalah merupakan keadaan sesuatu hal yang dapat menimbulkan suatu ketergantungan hal lainnya. Sistem adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari beberapa komponen/unsur yang antara satu dengan lainnya saling kait-mengkait bekerjasama guna mencapai suatu tujuan bersama. Pengendalian Manajemen adalah suatu usaha organisasi untuk mengarahkan seseorang eksekutif dengan cara-cara atau sistem tertentu guna mempertahankan/mencapai suatu keadaan yang diinginkan. Kinerja artinya adalah sesuatu prestasi hasil pelaksanaan suatu pekerjaan/tugas. Sedang BPR (Bank Perkreditan Rakyat ) menurut UU RI No. & Tahun 1992 adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangaka, tabungan dan/ atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Dilihat dari fungsinya anggaran dapat berfungsi sebagai alat perencanaan, alat koordinasi dan alat pengendalian maupun sebagai dasar untuk penilaian kinerja manajemen. Untuk itu diharapkan anggaran dapat menjadi pedoman kerja yang mampu mengarahkan ke keserasian dan keharmonisan tujuan organisasi dengan tujuan manajer, tujuan kelompok, tujuan individu dari anggota organisasi BPR menjadi terpadu (goal congruence) sehingga aktifitas mampu dikendalikan.
Karena anggaran merupakan pedoman kerja ke arah tercapainya tujuan BPR, kiranya anggaran merupakan alat yang baik untuk dipakai sebagai alat penilaian kinerja manajemen. Cara penilaiannya dengan membandingkan antara anggaran rencana program dengan hasil pelaksanaan dan realisasi anggaran sehingga dapat diketahui apakah ada perbedaan/penyimpangan/senjangan atau tidak Jika ada yimpangan/perbedaan, sebarapa besarkah penyimpangan/perbedaan tersebut dan perbedaan itu menguntungkan atau merugikan serta kira-kira apa yang menjadi penyebabnya, guna menentukan tindak lanjut untuk perbaikannya di periode berikutnya.
Faktor penyebab timbulnya penyimpangan tersebut datang dari dalam organisasi atau datang dari luar organisasi. Penyebab timbulnya penyimpangan dari factor intern organisasi termasuk yang dapat dikontrol atau sulit dikontrol.
Penilaian kinerja itu penting karena berkaitan dengan imbalan, kontraprestasi, reward, sanksi atau hukuman, tergantung prestasi kerja yang dicapainya. Pemberian imbalan/kontraprestasi, sanksi yang sesuai, tepat seimbang dengan prestasi kerjanya, akan dapat mendorong/menumbuhkan motivasi kerja yang tinggi dan akhirnya menimbulkan kepuasan kerja, selanjutnya dapat menumbuhkan komitmen kerjasama organisasi dengan baik dan sehat.
Untuk maksud tersebut di atas diperlukan partisipasi dalam penyusunan anggaran dan serangkaian informasi yang relevan dengan masing-masing bidang tugas pekerjaan yang dapat digunakan sebagai suatu alat untuk mendiagnosa dalam mengelola usaha bisnis yang sedang berlangsung (Drucker, 1995;54-63).
Dengan dukungan oleh informasi yang memadai, tepat dan akurat, serta frekuensi partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran, yang berarti menunjukkan loyalitas atau komitmen terhadap lembaga/organisasi di mana seseorang bekerja.
Dengan demikian komitmen yang tinggi, berarti seseorang tersebut memiliki usaha yang secara sungguh-sungguh, serta ada keterkaitan untuk melaksanakan program-program guna mencapai anggaran yang telah disepakati bersama. Tercapainya target suatu anggaran yang telah disepakati adalah merupakan suatu prestasi – untuk kerja sendiri, karena anggaran mencakup seluruh kegiatan dan tujuan organisasi.
Dari uraian diatas terdapat suatu gambaran bahwa partisipasi, komitmen terhadap organisasi dan didukung dengan informasi yang memadai, mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja organisasi.
Disamping itu untuk dapat mencapai tujuan organisasi dengan baik perlu diperhatikan kepastian yang dari waktu ke waktu sudah barang tentu banyak sekali perubahan yang terjadi. Oleh karena itu diperlukan juga suatu kemampuan untuk menganalisis dan memprediksi kepastian yang berbeda-beda, akan menimbulkan suatu persepsi yang berbeda-beda dari manajer dan bawahan tentang ketidakpastian bidang apapun yang bakal mereka hadapi. Ketidakpastian adalah variable lain yang penting yang harus dipertimbangkan dalam penelitian ini.
Tingkat kepastian yang dihadapi bawahan dalam lingkungan organisasi mempunyai implikasi yang penting terhadap organisasi (Anderson dan Kida, 1985; Ferris, 1977, 1978, 1982) dalam Ivan Budi Yuwono (1999). Dengan adanya ketidakpastian akan menyebabkan seseorang bimbang atau ragu-ragu dalam bertindak unttk melaksanakan tugas maupun dalam pengambilan keputusan.
Untuk mengurangi atau bahkan untuk menghilangkan rasa dan sikap keragu-raguan dalam bertindak maupun dalam pengambilan keputusan, perlu didukung adanya informasi yang relevan lagi memadai serta komitmen yang tinggi juga partisipasi yang sungguh-sungguh. Disamping itu informasi yang relevan dengan pekerjaan dapat memperbaiki kinerja, sebab dapat memberikan atau dapat dipakai untuk memprediksi keadaan ketidakpastian lebih tepat sehingga memungkinkan untuk memiliki suatu kesempatan yang efektif, memudahkan dalam pengambilan keputusan. Untuk itu agar anggaran dapat dilaksanakan tetapi juga tidak terlalu mudah pencapaiannya juga harus diperhatikan unsur-unsur berikut dalam penyusunannya :
a. Kejelasan anggaran yang dirumuskan agar mudah dimengerti dan dipahami oleh para manajer pelaksana yang bertanggung jawab untuk pencapaiannya. Tujuan yang jelas, tidak membingungkan, tidak mengaburkan pemahaman akan menumbuhkan motivasi bagi para pelaksana, mengurangi kesalahan maka perlu partisipasi dari yang bertanggung jawab dalam pencapaiannya.
b. Tingkat kesulitan pencapaian anggaran. Agar ada semangat kesungguhan kerja yang optimal, maka sebaiknya anggaran tidak terlalu longgar ditetapkan tetapi juga tidak terlalu ketet/berat ditetapkan namun tetap memiliki tingkat kesulitan yang terukur. Sebab kalau terlalu mudah, pelaksanaan kurang optimal dan kurang bersungguh-sungguh bekerjanya. Sebaliknya kalau terlalu sulit kurang mendorong semangat motivasi dan bahkan dapat menimbulkan frustasi.
c. Dalam pelaksanaan hasilnya juga perlu pengukuran untuk itu anggaran perlu disosialisasikan sesuai dengan bidangnya kepada setiap pusat pertanggungjawaban sebagai pelaksana kegiatan. Perlu adanya persepsi
yang terpada dari pelasana.
d. Apa yang harus dilakukan dan berpedoman pada anggaran, begitu pula pengukurannya serta harus dilaporkan hasil-hasilnya, untuk selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
e. Bila evaluasi sudah dilakukan dapat diketahui apakah hasil yang dicapai menunjukkan kinerja baik atau kurang baik serta tindak lanjut apa yg harus dilakukan
f. Setelah diketahui hasil evaluaisinya, perlu disampaikan umpan balik secara tepat waktu agar pelaksanaan sempat untuk melakukan perbaikan atau berupaya untuk lebih mengembangkan bagi dirinya maupun organisasi perbankan dimana mereka berkerja.
Disamping itu para manajer dan pelaksana memang harus memiliki dorongan motivasi diri yang murni dan tinggi untuk bekerja – berprestaisi ataupun bekerja berkinerja yang tinggi. Motivasi manajer berupa keinginan mempertahankan posisi, mendapatkan promosi, kenaikan gaji, mendapatkan status tertentu, ingin menjadi orang yang berpengaruh dan sebagainya (Anthony, 1992;63).
Motivasi itu timbul dari dalam diri seseorang, sedangkan motivasi dari luar diri seseorang adalah merupakan rangsangan yang mempengaruhi motivasi seseorang. Dalam organisasi motivasi dan kecenderungan untuk bertindak, tercermin dalam reaksi seseorang terhadap rangsangan pengendalian manajemen. Tujuan - tujuan orang menjadi anggota organisasi karena mereka percaya melakukan semacam itu, tujuan-tujuan pribadi mereka akan tercapai yang mencerminkan (kebutuhan fisik dan mental).
Kebutuhan fisik (uang), memungkinkan seseorang untuk menghidupi diri sendiri dan keluarganya, tetapi juga membutuhkan pengakuan atas kemampuan dan prestasinya, kebutuhan rasa aman, rasa ingin berkuasa, ingin berinteraksi dengan masyarakat lingkungannya dan kebutuhan psikologis lainnya. Setelah kebutuhan yang satu terpenuhi, orang akhirnya tertarik untuk memenuhi kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi.
Maka dalam sistem pengendalian manajemen membutuhkan informasi apa saja yang mempengaruhi perilaku manusia, oleh karena itu pihak manajemen harus peka, tanggap terhadap kebutuhan pribadi yang dirasakan oleh setiap anggota organisasinya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya yaitu bagaimana usaha perbankan dalam mencapai tujuannya, maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :
a. Apakah kepastian, informasi relevan, pemrograman, penganggaran, tingkat kesulitan anggaran, berpengaruh terhadap kinerja manajerial baik secara simultan maupun secara bersama-sama ?
b. Variabel manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Untuk memperoleh bukti empiris tentang faktor-faktor pengendalian manajemen yaitu ; kepastian, informasi job relevan, pemrograman, penganggaran, tingkat kesulitan anggaran, terhadap kinerja manajer baik secara simultan maupun secara bersama-sama.
b. Untuk memperoleh bukti empiris tentang variable pengendalian manajemen yang berpengaruh terhadap kinerja manajerial Bank Perkreditan Rakyat.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Dapat memberikan informasi yang bermanfaat dalam membuat perencanaan bagi para manajer.
b. Mampu memberikan dorongan bagi para manajer untuk lebih meningkatkan loyalitasnya ke lembaga/organisasinya.
c. Dapat lebih meyakinkan para manajer dalam mempertimbangkan maupun pengambilan keputusan dengan memiliki informasi yang memadai.
d. Dengan adanya ketidakpastian diharapkan tidak mengendorkan semangat kerja para manajer dan karyawan lainnya.
e. Diharapkan dengan diadakannya evaluasi atas pelaksanaan atas program kegiatan dan anggaran yang direalisasi dapat memberikan motivasi bagi para manajer untuk berkinerja lebih baik.
f. Evaluasi terhadap realisasi atas suatu anggaran diharapkan lebih diarahkan pada perilaku, moral dan inisiatif kerja yang positif sesuai dengan norma-norma yang ada.
g. Anggaran diharapkan benar-benar dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengendalian atas program-program kegiatan, sumber daya dan sumber dana.
h. Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya untuk masalah serupa.
i. Mendukung/memperkuat penelitian-penelitian yang terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang sama atau serupa.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
1 komentar:
mantap......bos
Posting Komentar