Pembangunan  daerah  merupakan  bagian  dari  pembangunan  nasional. Pelaksanaan   pembangunan   daerah 
 melalui 
 otonomi   daerah 
 berdasarkan Undang-undang  No.  22   tahun  1999  dititik  beratkan  pada
 pemerintahan Kabupaten.                    Dengan    alasan    pemerintahan      kabupatenlah     yang     langsung
berhubungan dengan masyarakat.
Pembangunan daerah dimaksudkan untuk mendorong,
memberdayakan masyarakat,        menumbuhkan prakarsa serta       meningkatkan   partisipasi masyarakat   dalam          rangka  membangun   daerahnya, dan   meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan
yang dilaksanakan daerah meliputi berbagai bidang, salah
satunya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana  pemerintah daerah
dan masyarakat mengelola sumberdaya yang  ada  dan  membentuk  suatu
 pola
 kemitraan  antara  pemerintah  daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan  kegiatan  ekonomi  (pertumbuhan 
 ekonomi)
 dalam
 wilayah
tersebut. (Lincolin, 1999:108).
Selanjutnya  menurut   Lincolin,   pembangunan   ekonomi   yang 
 akan dilaksanakan oleh daerah harus didasarkan pada potensi
yang berasal dari daerah tersebut, guna menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja
sehingga masyarakat  merasa  diikutsertakan
 dalam
 membangun
 daerahnya.
Karena  tujuan  pembangunan  ekonomi
 daerah
 adalah
 untuk
 meningkatkan jumlah dan jenis peluang
kerja untuk masyarakat daerah. (Lincolin,1999:109).
Untuk meningkatkan peluang
kerja bagi masyarakat, pemerintah daerah harus mampu membuat perencanan pembangunan, yang nantinya tenaga kerja dapat  terserap  disetiap
 sektor
 ekonomi.  Jika  kegiatan  perekonomian
 dapat
berjalan dengan lancar akan  memperoleh hasil
yang maksimal dan memberi sumbangan
yang berarti bagi pertumbuhan ekonomi.
Bila dilihat keadaan
setiap sektor ekonomi selama periode
1996 dan 2000 terlihat
bahwa setiap krisis ekonomi yang terjadi sangat mempengaruhi
pertumbuhan setiap sektor ekonomi pendukung
PDRB. Tahun 1996 dan 1997, semua
 sektor
 ekonomi  mengalami
 pertumbuhan  positif.  Sebaliknya  pada
tahun 1998 hampir semua sektor mengalami laju pertumbuhan negatif, kecuali Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih. Laju pertumbuhannya sebesar 3,64%. Laju
pertumbuhan  sektor  listrik,
 Gas,
 dan  Air  Bersih  yang  positif  memberikan indikasi bahwa listrik dan air merupakan kebutuhan
penting dari masyarakat.
Tahun 1999-2003 dengan
membaiknya perekonomian, maka seluruh
sektor berhasil bangkit dengan laju pertumbuhan positif kecuali sektor jasa.
Sektor  ekonomi  yang  berperan  terhadap  merosotnya
 pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah antara lain sektor pertanian, sektor listrik dan sektor
jasa-jasa. Pertumbuhan terendah dialami sektor pertanian.
Peranan  PDRB Kabupaten  Semarang  sudah
 cukup
 besar
 dibandingkan
 dengan
 Kabupaten
lain. Sama halnya dengan PDRB Jawa Tengah keadaan ekonomi di Kabupaten
Semarang juga mengalami gerak yang
 menurun.
Penurunan terjadi di tahun
1998 karena krisis ekonomi. Tahun 1999 kembali mengalami kenaikan
yang lebih baik.
Alasan di Kabupaten Semarang karena
sebagai salah satu kabupaten di Jawa
Tengah yang memiliki PDRB cukup besar sumbangannya
bagi propinsi. Hal  ini
 terlihat
 dalam
 tabel
 3,
 dimana
 PDRB
 dari
 tahun
 ke
 tahun
 selalu
mengalami peningkatan kecuali pada tahun 1998 yang mengalami penurunan karena  krisis  ekonomi.  Kabupaten  Semarang  juga  tidak
 luput
 dari
 krisis
tersebut mulai berbenah
dan itu terbukti pada tahun 1999-2003, PDRB selalu mengalami peningkatan meski tidak dalam jumlah besar. Adanya peningkatan
dari        tahun    1999-2003            menunjukkan bahwa     perbaikan         perekonomian Kabupaten Semarang semakin disempurnakan. Kabupaten
Semarang sekarang ini   berusaha   untuk 
 terus 
 meningkatkan   PDRB 
 daerah 
 seiring 
 dengan pembangunan daerahnya
yang semakin mantap dan perencanaan yang tepat,
hal ini didukung pula dengan sumber daya manusianya
Target pertumbuhan ekonomi Kabupaten Semarang adalah peningkatan
sektor industri, pertanian
dan pariwisata (INTANPARI), dimana ketiga sektor tersebut memiliki
 potensi. Akan tetapi jika dilihat dari angka PDRB untuk Kabupaten Semarang sektor
 pertanian masih relatif kecil jika dibandingkan dengan sektor industri dan           pariwisata                               (jasa-jasa).            Pertumbuhan          yang
ditetapjan sebesar 4% dalam perekonomian
Kabupaten Semarang.
Untuk meningkatkan  pertumbuhan  ekonomi  di  daerah-daerah,  peran pemerintah 
 diperlukan  yaitu  dalam
 pembuatan
 strategi
 dan
 perencanaan
pembangunan  daerah,  dengan  memperhatikan
 pergeseran
 sektor
 ekonomi yang terjadi dari tahun ke tahun.
Pemerintah  daerah  harus  mengetahui  bagaimana
 pengaruh
 terjadinya
perubahan   struktur  ekonomi  pada  pertumbuhan
 ekonomi  daerah.  Untuk mengetahuinya,  pemerintah  harus  melakukan
 analisis
 terhadap
 perubahan
struktur ekonomi yang terjadi  di  daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih
besar. Analisis ini digunakan
untuk menentukan kinerja atau
produktivitas perekonomian daerah,
karena dalam analisis
ini ada tiga bidang yang  saling
 berhubungan   satu  dengan  yang  lainnya
 yaitu
 pertumbuhan ekonomi,  pergeseran proporsional,           dan            pergeseran        diferensial. (Lincolin,1999:139).
Guna mendukung analisis
tersebut kita perlu melakukan
penggolongan setiap kegiatan (industri) yang ada, apakah itu industri basic atau non basic, yaitu usaha mengukur
konsentrasi dari suatu kegiatan
(industri) dalam suatu daerah, dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah
Kabupaten, dengan peranan  kegiatan (industri) sejenis dalam
perekonomian daerah propinsi.
Dengan latar  belakang  masalah  tersebut  maka  penulis  tertarik  untuk
mengadakan penelitian tentang “ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI
DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 1996
– 2003”
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar