BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Seiring dengan perkembangan
dan
kemajuan jaman,
media komunikasi
yang tersedia
pun
semakin
banyak
dan
semakin canggih. Salah satu
media komunikasi yang terus berkembang dan semakin canggih adalah telepon. Telepon adalah alat komunikasi yang memungkinkan
seseorang dapat berbicara
langsung dengan orang lain walaupun terpisah oleh
jarak
yang
sangat
jauh.
Saat
ini
perkembangan telpon sudah sampai pada tingkat pemakaian telepon tanpa kabel / telepon seluler (hand phone).
Dalam pengoperasian telepon seluler diperlukan suatu jasa penyelenggara telekomunikasi atau operator. Operator inilah yang nantinya menyediakan jasa dangan sistem yang dimilikinya sehingga penggunaan telepon seluler bisa berfungsi. Operator ini biasanya menyediakan kartu perdana dan voucher isi ulang, sebagai tanda berlangganan sekaligus sebagai nomor identitas dari pemakainya. Di dalam kartu ini selain nomor identitas yang nantinya dipakai sebagai nomor telepon, pemakai juga mendapatkan pulsa sebagai pengganti biaya yang akan digunakan dalam bertelepon.
Persaingan yang semakin ketat dalam industri seluler menjadikan masing- masing operator seluler di antaranya Telekomunikasi Indonesia (Telkomsel), Satelit Palapa Indonesia (Satelindo), Excelcomindo Pratama (XL), Mobile-8 (Fren), Bakrie Telecom (Esia), mereka berusaha memberikan pelayanan yang terbaik dan harga yang murah bagi konsumen agar mereka mau menggunakan jasa dan menjadi pelanggannya.
Salah satu cara agar dapat mencapai tujuan tersebut ialah menggunakan strategi pemasaran yang tepat, strategi pemasaran yang digunakan adalah marketing mix yang terdiri dari 4P (Product, Price, Promotion, Place) yang selalu berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan lingkungan pemasarannya serta perilaku konsumen (Swasta,1998:99). Perusahaan penyedia jasa komunikasi seluler adalah perusahaan di bidang jasa yang memiliki karakteristik khusus, dibandingkan dengan barang konsumsi. Pada marketing mix jasa selain Product, Price, Promotion, Place para ahli pemasaran menambahkan 3P lagi yaitu people, process, customer service. Ketiga hal ini terkait dengan sifat jasa di mana produksi / operasi hingga konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan mengikutsertakan konsumen dan pemberi jasa secara langsung, dengan kata lain terjadi interaksi langsung antara keduanya, meski tidak semua jenis jasa (Lupiyoadi, 2001:58).
Para ekonom memberikan terminology consumer surplus untuk mengartikan perbedaan harga yang dibayar oleh konsumen dengan jumlah lebih dari yang tadinya akan dibayar oleh konsumen tersebut untuk mendapatkan manfaat (benefits) yang ditawarkan produk tersebut. Bila perceived cost yang dimiliki suatu produk melebihi perceived benefits yang ada, maka yang terjadi adalah bahwa produk tersebut memiliki negative value. Sebaliknya jika perceived benefits yang lebih berat maka yang terjadi produk tersebut adalah positive value (Lupiyoadi, 2001:88). Jadi apabila perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan manfaat produk yang baik maka pelanggan akan merasa puas.
Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya (Kottler, 1994: 50). Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, juga ditentukan oleh kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta bersifat situsi sesaat (Rangkuti, 2003 :30). Jadi jika perusahaan memberikan pelayanan yang melebihi harapan pelanggan maka pelanggan akan merasa puas, tetapi jika kinerja yang dirasakan di bawah harapan pelanggan maka pelanggan merasa tidak puas atas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
Citra yang terbentuk pada awal masuknya proXL, dengan melakukan terobosan dengan coverage yang lebih besar, juga dalam kualitas suara yang bagus menjadi keunggulannya. Sehingga proXL memberikan istilah “High quality Of Sound and High speed Of Connection”, sehingga proXL pun mematok biaya langganan yang lebih tinggi daripada pesaing awalnya, akhirnya seperti yang dilakukan 8 Februari 2003, proXL menurunkan tarifnya sebesar 20% dari bandrol sebelumnya untuk biaya panggilan keluar PSTN (Telepon tetap) dan voice mail box bagi pengguna kartu prabayar proXL. Jika sebelumnya tarif dipatok Rp. 1.070 /menit menjadi Rp 820 /menit (di luar PPn 10%). Selain itu tarif pengiriman SMS (Short Message Service) ke semua nomor tujuan non internasional bagi pelanggan pascabayar dari Rp. 350/SMS menjadi Rp. 250/SMS. Selanjutnya pada 10 Februari 2003. Excelcomindo meluncurkan voucher dengan denominasi lebih kecil yaitu 25K, 50K, 75K. Tingkat harga yang diterapkan oleh perusahaan mempengaruhi kuantitas yang terjual. Selain itu secara tidak langsung harga juga mempengaruhi biaya, karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi produksi. Oleh karena penetapan harga mempengaruhi pendapatan total dan biaya total, maka keputusan dan strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam perusahaan (Tjiptono, 2002 :151).
Excelcomindo juga menyatakan diri dengan mottonya “Kualitas suara bening sepanjang Nusantara” hal ini berarti proXL mempunyai sinyal yang kuat dan jangkauan yang luas sepanjang nusantara, Excelcom sebagai penyedia jasa telekomunikasi seluler akan lebih memfokuskan diri dalam peningkatan pelayanan pelanggan baik melalui ”Call Centre 818” maupun melalui pusat pelayanan atau XL shop. Pada bulan April 2005 proXL melakukan progran tarif hemat yang dikemas dalam “Kring Kring S’ring S’ring” yaitu tarif bicara dari Rp 800/30 detik menjadi Rp 300/30 detik untuk tujuan ke lima nomor dalam jaringan proXL, namun apakah cara tersebut dapat melanggengkan pelanggan dan strategi mencari pelanggan baru. Juga strategi jangka panjang Excelcom adalah untuk menjadi penyedia jasa dan produk telekomunikasi nirkabel terdepan di Indonesia. Excelcom bertujuan untuk menjadi operator kelas dunia yang memberikan layanan jaringan berkualitas dan berbagai kemudahan dalam komunikasi seluler.
Namun dalam perkembangannya, ternyata berbagai usaha yang dilakukan oleh Excelcomindo Paratama (proXL) belum berhasil memberikan kepuasan kepada para pelanggan kartu prabayar proXL khususnya di kota Semarang. Hal ini dilihat dari beberapa pelanggan kartu prabayar proXL di kota Semarang yang mengeluhkan tentang masalah harga premium atau tariff bicara yang terkesan masih mahal dan pelayanan jaringan proXL yang kurang luas karena hanya mengoperasikan 65 BTS (Base Transceiver Station) sehingga jaringan / sinyal hanya menjangkau sektor perkotaan dan jalur Pantura, sedangkan salah satu provider mengoperasikan di tiap Kecamatan. Di bawah ini tabel perbandingan tarif komunikasi dan layanan antara proXL dan Telkomsel (Simpati).
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File
atau klik disini
atau klik disini
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word Mulai BAB 1 s.d. DAFTAR PUSTAKA, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar